Minggu, 14 Desember 2014

Styrofoam sebagai Koloid



Contoh Koloid: STYROFOAM
Styrofoam adalah salah satu jenis plastik golongan 6 yang terbuat dari polisterin dan gas. Istilah teknis styrofoam adalah foamed polyesterene (FPS). Bahan dasarnya adalah polistirena, yang merupakan plastik sangat ringan, kaku, tembus cahaya, dan murah. Hanya saja, kelemahannya adalah sifatnya yang rapuh.
Untuk menambah kekuatannya dicampurkan senyawa butadiena yang merupakan karet sintetis. Penambahan butadiena inilah yang menyebabkan polistirena tidak jernih lagi dan berubah warna menjadi putih susu. Selain itu , untuk meningkatkan kelenturannya, ditambahkan juga zat plasticiser, seperti  dioktilptalat (DOP), butil hidroksi toluena (BHT), atau n-butil stearat.
Sedangkan istilah foamed berasal dari proses pembuatannya, yang salah satu tahapnya adalah peniupan, untuk membentuk struktur sel. Dalam proses peniupan ini digunakan gas chlorofluorocarbon (CFC).
Cabang ilmu kimia yang diaplikasikan dalam industri pembuatan styrofoam adalah penerapan konsep sistem koloid. Dimana, dalam styrofoam ini ada 2 (dua) fase zat yang  bercampur menjadi satu. Partikel-partikel yang bercampur tidak dapat diamati dengan mata telanjang, melainkan harus menggunakan suatu alat bantu yang berupa mikroskop ultra. Dalam hal ini fase zat yang terdispersi adalah zat gas dan zat padat sebagai medium pendispersinya. Pada pencampuran dua zat yang berbeda fase ini tidak terjadi pengendapan. Sehingga konsep sistem koloid ini sangat tepat digunakan dalam industri pembuatan styrofoam.

1.      Mengapa styrofoam termasuk koloid?
Koloid adalah suatu campuran zat heterogen (dua fase) antara dua zat atau lebih di mana  partikel-partikel zat yang berukuran koloid (fase terdispersi/yang dipecah) tersebar secara merata di dalam zat lain (medium pendispersi/ pemecah). Dimana di antara campuran homogen dan heterogen terdapat sistem pencampuran yaitu koloid, atau bisa juga disebut bentuk (fase) peralihan homogen menjadi heterogen. Ukuran partikel koloid berkisar antara 1-100 nm (10-7 – 10-5 cm). Sedangkan styrofoam sendiri merupakan campuran heterogen berukuran koloid  dengan fase terdispersi gas. Styrofoam mempunyai fase terdispersi CO2 dan udara, serta medium pendispersi polistirena. Pada styrofoam ini ada 2 (dua) fase zat yang  bercampur menjadi satu. Dalam hal ini fase zat yang terdispersi adalah zat gas dan zat padat sebagai medium pendispersinya. Maka dari itu styrofoam bisa dikatan sebagai salah satu contoh koloid.

2.      Koloid jenis apa?
Styrofoam merupakan koloid jenis buih padat. Koloid jenis buih padat adalah sistem kolid dengan fase terdisperasi gas dan dengan medium pendisperasi zat padat, jenis koloid ini dapat berupa batu apung dan karet busa. Bahan styrofoam termasuk buih padat dengan fase terdispersi gas (CO2, udara) dan medium   pendispersi padat (polistirena).

3.      Bagaimana cara pembuatannya?
Proses Pembuatan Styrofoam Styrofoam atau foamed polysterene (FPS) yang ringan dan paktis ini masuk dalam kategori jenis plastik. Sytrofoam dibuat dari monomer stirena melalui polimerisasi suspensi pada tekanan dan suhu tertentu, selanjutnya dilakukan pemanasan untuk melunakkan resin dan me-nguapkan sisa blowing agent. Bahan dasar yang digunakan adalah 90-95% polysterenedan 5-10%gas seperti n-butana atau n-pentana. Polysterene yang berciri khas ringan, kaku,tembus cahaya, rapuh dan murah.
Bahan yang lebih dikenal sebagai gabus ini memang praktis, ringan,relatif tahan bocor dan bisa menjaga suhu makanan dengan baik.Inilah yang membuat bahan ini amat disukai dan banyak dipakai,termasuk dalam industri makanan instan. Namun bahan ini sebenarnya tak kalah berbahaya dengan plastik.Karena sifatnya yang rapuh maka polistiren dicampur seng dan senyawa butadien. Hal ini menyebabkan polis tiren kehilangan sifat jernihnya dan berubah warna menjadi putih susu.
Kemudian untuk kelenturannya,ditambahkan zat plasticier seperti dioktilptalat(DOP), butil hidroksi toluene (BHT),atau n butyl stearat. Kandungan zat pada proses terakhir inilah menurut penelitian kimia LIPI dapat memicu timbulnya kanker dan penurunan daya pikir anak. Kemudian proses pembuatannya ditiup dengan blowing agent yaitu gaschlorofluorocarbon (CFC), sehingga membentuk buih(foam).

Sumber:

1 komentar: