Kamis, 18 Desember 2014

SIFAT-SIFAT PROTOPLASMA



PROTOPLASMA

          Protoplasma merupakan bagian yang hidup dari sel. Protoplasma mempunyai bentuk seperti cairan kental, tetapi tidak mengalir. Pada dasarnya, protoplasma terdiri dari air dengan berbagai tingkat ketercairan dan mengandung bahan baik yang larut maupun tidak larut. Protoplasma terdiri dari membran plasma, inti dan sitoplasma.
Sifat-sifat protoplasma antara lain:
1.    Tak Tersaring (Koloid)
          Partikel-partikel yang tersebar di dalam protoplasma dalam bentuk koloid. Salah satu teori ialah teori koloid yang menyatakan bahwa protoplasma sebagian berupa larutan dan sebagian lagi berupa koloid. Sebagaimana sistem koloid yang lain, maka protoplasma dapat berubah dari fase sol menjadi fase gel. Suatu kejadian pada massa yang sama dari protoplasma, hanya satu yang berbentuk agar-agar sedangkan fase yang lain lebih cair. Di dalam koloid terlarut partikel-partikel dengan ukuran diameter antara 0,001 µ - 0,1 µ. Partikel koloid bila disaring dengan kertas saring biasanya partikelnya akan lewat, akan tetapi partikel koloid tidak dapat melewati membran plasma. Jika partikel-partikel yang terlarut ukurannya lebih besar dari ukuran partikel koloid, maka disebut suspensi dan jika lebih kecil disebut larutan. Di dalam protoplasma terdapat sejumlah vakuola kecil-kecil dengan cairannya di dalamnya. Oleh karena itu, protoplasma tampak sebagai koloid dibandingkan dengan larutan, emulsi dan gel.
          Pada sistem larutan misalnya air dengan gula. Molekul-molekul gula menyebar diantara molekul-molekul air. Karena molekul gula kecil, gaya gravitasi bumi tidak dapat mengendapkan molekul gula sehingga molekul gula tetap melayang-layang diantara molekul air, dikatakan molekul gula larut dalam air. Bila molekul gula ini dilihat dari bawah mikroskop biasa maupun mikroskop elektron tidak tampak. Ukuran partikel yang dilarutkan lebih kecil dari 1 millimikron. Bila larutan ini disaring dengan kertas saring, molekul-molekulnya akan melewati kertas saring. Pada protoplasma sebagai bahan pelarutnya air dan senyawa-senyawa organik misalnya gula, asam amino, asam lemak, elektrolit, mineral vitamin, hormon dan enzim.

2.    Efek Tyndall
          Bila protoplasma yang merupakan sistem koloid ini disinari dengan sinar lampu listrik pada suatu ruang yang gelap akan memberi efek Tyndall, yaitu partikel-partikel yang tersebar di dalam protoplasma dapat memantulkan cahaya yang mengenai partikel tersebut. Akibatnya, apabila protoplasma disorot dengan seberkas cahaya, maka tampak cahaya tersebut menembus larutan / massa protoplasma tersebut.

3.      Gerak Brown
          Gerakan brown merupakan gerakan terus menerus dari suatu partikel zat cair ataupun gas, partikel terus bergerak dan tidak pernah sepenuhnya diam. pergerakan semakin cepat bila temperatur semakin tinggi. masing masing partikel bergerak bebas, tidak teratur dan memiliki kecepatan yang berbeda beda. Gerak ini dapat diamati pada zat cair koloid atau gas. Di dalam suatu ruang pergerakan partikel gas tersebut (analogi terhadap zat cair juga) bergerak bebas dan tidak teratur, dengan kata lain partikel gas itu bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda.
Molekul-molekul (partikel) pada sistem koloid protoplasma bergerak secara zig-zag (gerak Brown (1872)). Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya tergantung pada besarnya partikel dan suhu protoplasma. Serta karena adanya aktivitas kinetik, menyebabkan partikel-partikel yang berada di dalam protoplasma tersebar dengan arah tak beraturan dengan cara membombardir molekul-molekul pelarut.

4.      Viskositas
          Berupa suatu substansi atau masa yang bersifat tidak cair tetapi tidak juga padat, memiliki vikositas (kekentalan) tertentu. Sebagai sistem koloid, protoplasma memiliki tegangan permukaan. Tegangan permukaan berubah-ubah tergantung dari kekentalannya dan suhu. Pada suhu yang tinggi, protoplasma mempunyai viskositas rendah.

5.      Koagulasi
          Partikel-partikel yang tersebar dalam protoplasma mempunyai muatan yang sama, akibat dari saling tolak yang berkelanjutan menyebabkan partikel-partikel tidak dapat mengendap dan keadaan ini mempertahankan stabilitas koloid. Jika ion atau partikel koloid dibuat berlawanan muatan listriknya, akibatnya akan bersifat netral, akibat selanjutnya partikel-partikel dalam system koloid akan menggumpal. Koloid protoplasma dapat mengalami perubahan kekentalan oleh adanya  pengaruh kadar air dan suhu .
          Pada saat kadar air tinggi, maka wujud protoplasma disebut sol (lebih encer). Sebaliknya jika kadar air berkurang, maka wujud protoplasma disebut gel (lebih kental).



DAFTAR PUSTAKA


Budiono, Djoko, dkk. 2012. Kehidupan Tingkat Sel. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya FMIPA Jurusan Biologi
Winatasaamita, Djamhur. 1986. Biologi Sel. Jakarat: Depdikbud Universitas Terbuka.
Kitten, Wandarin. 2011. “Gerakan dalam Protoplasma”. [online](http://luminouscent.blogspot.com/2011/09/gerakan-dalam-protoplasma.html, diakses tanggal 27 September 2014)
Dewandaa. 2012. “Struktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan”.        [online](http://dewandaa.blogspot.com/2012/01/struktur-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html, diakses tanggal 27 September 2014)

1 komentar: