PROTOPLASMA
Protoplasma merupakan bagian yang hidup dari sel. Protoplasma mempunyai bentuk seperti
cairan kental, tetapi tidak mengalir. Pada dasarnya, protoplasma terdiri dari
air dengan berbagai tingkat ketercairan dan mengandung bahan baik yang larut
maupun tidak larut. Protoplasma terdiri dari membran plasma, inti dan
sitoplasma.
Sifat-sifat
protoplasma antara lain:
1.
Tak Tersaring (Koloid)
Partikel-partikel yang tersebar di dalam protoplasma dalam
bentuk koloid. Salah satu teori ialah teori koloid yang menyatakan bahwa
protoplasma sebagian berupa larutan dan sebagian lagi berupa koloid. Sebagaimana
sistem koloid yang lain, maka protoplasma dapat berubah dari fase sol menjadi
fase gel. Suatu kejadian pada massa yang sama dari protoplasma, hanya satu yang
berbentuk agar-agar sedangkan fase yang lain lebih cair. Di dalam koloid
terlarut partikel-partikel dengan ukuran diameter antara 0,001 µ - 0,1 µ. Partikel
koloid bila disaring dengan kertas saring biasanya partikelnya akan lewat, akan
tetapi partikel koloid tidak dapat melewati membran plasma. Jika
partikel-partikel yang terlarut ukurannya lebih besar dari ukuran partikel
koloid, maka disebut suspensi dan jika lebih kecil disebut larutan. Di dalam
protoplasma terdapat sejumlah vakuola kecil-kecil dengan cairannya di dalamnya.
Oleh karena itu, protoplasma tampak sebagai koloid dibandingkan dengan larutan,
emulsi dan gel.
Pada sistem larutan misalnya air dengan gula.
Molekul-molekul gula menyebar diantara molekul-molekul air. Karena molekul gula
kecil, gaya gravitasi bumi tidak dapat mengendapkan molekul gula sehingga
molekul gula tetap melayang-layang diantara molekul air, dikatakan molekul gula
larut dalam air. Bila molekul gula ini dilihat dari bawah mikroskop biasa
maupun mikroskop elektron tidak tampak. Ukuran partikel yang dilarutkan lebih
kecil dari 1 millimikron. Bila larutan ini disaring dengan kertas saring,
molekul-molekulnya akan melewati kertas saring. Pada protoplasma sebagai bahan
pelarutnya air dan senyawa-senyawa organik misalnya gula, asam amino, asam
lemak, elektrolit, mineral vitamin, hormon dan enzim.
2.
Efek Tyndall
Bila
protoplasma yang merupakan sistem koloid ini disinari dengan sinar lampu
listrik pada suatu ruang yang gelap akan memberi efek Tyndall, yaitu partikel-partikel
yang tersebar di dalam protoplasma dapat memantulkan cahaya yang mengenai
partikel tersebut. Akibatnya, apabila protoplasma disorot dengan seberkas
cahaya, maka tampak cahaya tersebut menembus larutan / massa protoplasma
tersebut.
3.
Gerak Brown
Gerakan brown merupakan gerakan terus menerus dari suatu partikel zat
cair ataupun gas, partikel terus bergerak dan tidak pernah sepenuhnya diam.
pergerakan semakin cepat bila temperatur semakin tinggi. masing masing partikel
bergerak bebas, tidak teratur dan memiliki kecepatan yang berbeda beda. Gerak
ini dapat diamati pada zat cair koloid atau gas. Di dalam suatu ruang pergerakan partikel gas tersebut (analogi terhadap zat cair juga) bergerak bebas dan tidak
teratur, dengan kata lain partikel gas itu bergerak dengan kecepatan yang
berbeda-beda.
Molekul-molekul (partikel)
pada sistem koloid protoplasma bergerak secara zig-zag (gerak Brown (1872)).
Gerak Brown pada protoplasma kecepatannya tergantung pada besarnya partikel dan
suhu protoplasma. Serta karena adanya aktivitas kinetik, menyebabkan partikel-partikel yang
berada di dalam protoplasma tersebar dengan arah tak beraturan dengan cara
membombardir molekul-molekul pelarut.
4.
Viskositas
Berupa
suatu substansi atau masa yang bersifat tidak cair tetapi tidak juga padat,
memiliki vikositas (kekentalan) tertentu. Sebagai sistem koloid, protoplasma memiliki tegangan
permukaan. Tegangan permukaan berubah-ubah tergantung dari kekentalannya dan
suhu. Pada suhu yang tinggi, protoplasma mempunyai viskositas rendah.
5.
Koagulasi
Partikel-partikel yang
tersebar dalam protoplasma mempunyai muatan yang sama, akibat dari saling tolak
yang berkelanjutan menyebabkan partikel-partikel tidak dapat mengendap dan
keadaan ini mempertahankan stabilitas koloid. Jika ion atau partikel koloid
dibuat berlawanan muatan listriknya, akibatnya akan bersifat netral, akibat
selanjutnya partikel-partikel dalam system koloid akan menggumpal. Koloid protoplasma dapat mengalami
perubahan kekentalan oleh adanya pengaruh kadar air dan suhu .
Pada saat kadar air tinggi, maka
wujud protoplasma disebut sol (lebih
encer). Sebaliknya jika kadar air berkurang, maka wujud protoplasma disebut gel (lebih kental).
DAFTAR PUSTAKA
Budiono, Djoko, dkk. 2012. Kehidupan Tingkat Sel. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya FMIPA
Jurusan Biologi
Winatasaamita, Djamhur. 1986. Biologi Sel. Jakarat: Depdikbud Universitas Terbuka.
Kitten, Wandarin. 2011. “Gerakan dalam Protoplasma”.
[online](http://luminouscent.blogspot.com/2011/09/gerakan-dalam-protoplasma.html, diakses tanggal 27 September 2014)
Dewandaa. 2012. “Struktur Sel Hewan dan Sel Tumbuhan”. [online](http://dewandaa.blogspot.com/2012/01/struktur-sel-hewan-dan-sel-tumbuhan.html, diakses tanggal 27 September 2014)
infonya lengkap sekali kak terimakasih
BalasHapusberita internasional